Jumat, 28 Februari 2020


Moonchild (part 5)

“APA ?” Taehyung berdiri di hadapanku dengan wajah berbinar, kami sedang melarikan diri diatap dan dia sedang memberitahukan sesuatu yang benar-benar membuatku terkejut.
“Ka-kapan kalian-”
“Malam itu saat aku di apartemenmu.” Lagi-lagi dia berkata dengan penuh semangat, seakan sebelum itu tidak terjadi hal yang membahayakan nyawanya.
“Apa kau sudah gila ? Bagaimana kalau Xiumin tau ? kau bukan hanya dipukuli saja tapi kau akan dihabisi dalam satu waktu.” Aku berteriak menjelaskan bahwa apa yang mereka lakukan itu salah, sangat salah.
“Jimin-ssi, tolonglah mengerti, kami hanya membutuhkan bukti cinta dari kami.”
“Tidak Taehyung. Tidak dengan cara seperti itu, itu salah. Ya tuhan, Taehyung. Apa lagi ini ? kamu benar-benar akan membunuh nenekmu kalau sampai beliau tau.”
“Jangan Jimin. Tolong jangan beritahu mereka, aku janji akan mencari kerja begitu lulus sekolah, aku akan pergi ke Seoul untuk mencari pekerjaan dan akan membawa serta Zian.”
Aku menggeleng histeris. Barusan Taehyung memberitau kalau Zian-? Aku tidak bermimpi kan ? Ya Tuhan, katakan sesuatu. Kami terdiam dalam waktu yang lama, hingga akhirnya aku merelakan apa yang sudah terjadi dan memaafkan perbuatan gegabah Taehyung.
“Sudah tiga bulan yah ?” aku menebak diri sendiri dan membuat Taehyung bergumam sendiri.
“Ngomong-ngomong, kenapa Zian tidak masuk ? tadi aku mengecek kelasnya dan katanya dia tidak masuk.” Taehyung melonjak kaget, sejurus kemudian aku ditinggal sendiri.
***
Taehyung tak lagi menelpon. Aku berharap mobil ini bisa terbang sampai ke tempat dimana Taehyung berada, namun aku tahu sampai kapanpun mobil ini tidak akan bisa terbang.
Aku ingat betul, setelah hari terakhir kami diatap itu, Taehyung menjadi serpihan debu, dia terus menangis dan bersembunyi di apartemenku. Merapuh seperti kertas dan terus-terus menyalahkan dirinya sendiri.
Xiumin, kakak lelaki Zian berhasil mengetahui kalau Zian tengah hamil dan memaksa gadis malang itu menggurkan kandungannya. Setelah itu Taehyung dan Zian seperti boneka tak bernyawa dan tak berdarah, mereka tidak bersemangat, bahkan untuk makan. 1 bulan terakhir disekolah, Zian terus dikawal pengawal membuat mereka benar-benar tersakiti, dan membuat aku merasa sangat bersalah untuk apa yang mereka alami.
Setiap pulang sekolah, apartemenku adalah persinggahan Taehyung. Kami mengahabiskan waktu dalam diam, makan dalam tangisan, belajar dalam lamunan, tidur dalam kesunyian.
Sejak hari itu Taehyung menjadi lebih pendiam, hingga suatu hari dia pulang kerumah neneknya dan memutuskan untuk bangkit, melupakan apa yang menjadi bagian dari kesakitan dirinya, melupakan bahwa dia pernah memiliki darah dalam tubuh seorang wanita. Setelah kelulusan, Zian dibawa Xiumin meninggalkan kota kami, tidak memberikan sedikit waktu bagi Taehyung untuk meminta terima kasih karena sempat memberikan dia harapan meski akhirnya pupus, namun itu menjadi bagian terindah dalam garis hidupnya, menjadi kisah yang sulit dihalau meski nanti dia menikah dan memiliki keluarga yang mampu memberikan kebahagiaan padanya.
Taehyung hanya ingin berterima kasih karena pernah menjadi wanitanya dan bahkan sampai saat ini masih menjadi wanitanya. Ya, wanitanya.
Aku larut dalam ingatan masa lalu, menangis seperti saat aku dan Taehyung menghadapi masa-masa sulit. Kami benar-benar harus disembuhkan, luka diantara kami terlalu besar untuk bisa diobati.
Taman ? tempat yang dikunjungi Taehyung adalah taman yang sudah ditutup beberapa waktu lalu. Aku keluar dari mobil dan berlari memasuki gerbang taman bermain itu, berharap langsung mendapati Taehyung disana, namun ternyata tak ada sahabatku itu. Kuhubungi ponselnya namun ponselnya itu tidak aktif.
Ketakutanku bertambah. Dia kemana lagi ? ya Tuhan, jangan buat seorang Taehyung terluka lagi. Tolong.
Airmata itu terjatuh. Aku takut jika mereka menyakiti Taehyung lagi, kenapa dia begitu bodoh hingga ingin bertemu dengan Zian sendirian ? kenapa tidak mengajakku ?
Aku berlari dalam tangisan yang memilu, mencari dimana sahabatku itu. Jangan lagi. Dia sudah cukup merasakan kehilangan, jangan lagi saat ini Tuhan, jangan untuk Taehyung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar